Kisah Mbah Cungkrung : Nama Asli Masih Tersembunyi, Dijuluki Ahli Sujud (1)
| Bentuk makam Mbah Cungkrung yang masih asli berupa gundukan tanah |
Berjarak sekitar 50 meter di sisi selatan
Masjid Baiturrohim Gambiran, bangunan makam Mbah Cungkrung masih terawat baik. Makam
tokoh yang disebut sebagai penyebar agama Islam di Pati itu terletak di Dukuh
Gambiran, Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo.
Hanya butuh waktu tak sampai 15
menit, dari alun-alun Simpanglima Pati. Makam tersebut berada di komplek
madrasah dan pondok pesantren. Bangunannya sederhana. Hanya sebuah pendopo
kecil.
Catatan sejarah Mbah Cungkrung
masih sangat minim. Kisahnya mayoritas disampaikan lewat cerita tutur lisan. Bahkan
nama aslinya pun masih tersembunyi. Sedangkan nama Mbah Cungkrung adalah sebuah
julukan.
”Cungkrung berasal dari Bahasa
Jawa.Yaitu Njungkrung. Njungkel. Tapi bukan njungkel jatuh. Melainkan, yang dimaksud
adalah bersujud. Mbah Cungkrung itu ahli sujud. Saya menyebutnya, Mbah Cungrung
ini ahli syariah,” kata Nur Alim Habibi, pengasuh Pondok Pesantren Ragil Al Fatah,
Dukuh Gambiran, Desa Sukoharjo.
Mbah Cungkrung, lanjut Nur Alim
Habibi, diperkirakan berasal dari Gresik. Dia adalah murid Sunan Muria, yang
kemudian ditugaskan untuk ikut menyebarluaskan ajaran Islam di wilayah Pati dan
sekitarnya.
”Hal itu dibuktikan dari makam Mbah
Cungrung yang menggunakan nisan dari kayu jati. Dari penetian yang pernah
dilakukan, usia kayu jati itu ya sekitar masa hidup Sunan Muria. Sekitar abad
15 – 16an,” jelas pria yang juga menjadi pengurus Masjid Baiturrohim Gambiran,
yang konon adalah peninggalan Mbah Cungkrung dan masjid pertama di Pati. Bahkan
sebelum berdiri masjid agung. Bangunan tembok yang sekarang dikatakan sebagai
hasil renovasi yang dilakukan oleh Kanjeng Adipati Hario Candradiningrat.
Sesuai dengan bunyi Prasasti Gambiran, masjid diperbaiki selama 8 bulan.
Prasasti itu terletak di atas pintu utama. Berangka tahun 1881.
Jejak Mbah Cungkrung sebagai
penyebar ajaran Islam, dibuktikan dengan pengakuan-pengakuan dari beberapa
tokoh agama di luar Gambiran. ”Banyak yang berziarah ke sini dari Desa
Tawangharjo, Winong, dan juga dari Gembong. Mereka mengakui kalau Gambiran ini
adalah gurunya,” imbuhnya. Bahkan, di Desa Tawangharjo, Winong, setiap ada
kenduri, nama Mbah Cungkrung masih disebut. []
0 Komentar